Ada Berapa Banyak Malaikat Yang Shalat Di Baitul Makmur

Ada Berapa Banyak Malaikat Yang Shalat Di Baitul Makmur

Ada 10 Dimensi Ruang dan Satu Dimensi Waktu di Alam Semesta

Teori string atau teori superstring adalah gabungan teori relativitas umum dan mekanik kuantum yang menjelaskan cara kerja alam semesta. Melalui teori ini, para ilmuwan melakukan perhitungan matematika dan menemukan 10 dimensi ruang dan menjadi 11 dimensi termasuk waktu.

Ketika ditanya di mana keberadaan dimensi tersebut, para ahli menjelaskan dengan pernyataan yang sulit untuk dimengerti. Mereka menjawab dimensi tersebut keberadaannya sama nyatanya dengan berbagai dimensi "besar" yang kita lihat.

Namun posisinya melingkar begitu rapat sehingga terlalu kecil untuk disadari manusia secara langsung. Agar mempermudah, salah satu ahli teori string Brian Greene menyederhanakannya dan disampaikan dalam acara TED Talk tahun 2005.

Greene membandingkan dimensi tak kasat mata ini dengan kabel yang dihubungkan ke tiang telepon. Bila dilihat dari jauh, sebuah kabel tampak seperti garis satu dimensi.

Tetapi ketika dilihat dari dekat, sebenarnya kabel tersebut berbentuk bulat yang menjadikannya tiga dimensi. Sayangnya, tidak ada analogi lain yang membandingkan dimensi dengan benda-benda dunia yang dapat diobservasi.

Meski begitu melalui pernyataan Brian Greene, publik perlu mengetahui bila sesuatu yang fundamental terhadap realitas bisa saja tersembunyi padahal ada di depan mata.

Hingga saat ini teori string menyatakan setidaknya ada 10 dimensi ruang ditambah dengan satu dimensi waktu. Meski begitu, fisikawan terus berpendapat ada dimensi yang lainnya.

Rasulullah SAW Berkunjung ke Baitul Makmur saat Isra Miraj

Mengutip dari Ar-Rahiq al-Makhtum-Sirah Nabawiyah: Sejarah Lengkap Kehidupan Nabi Muhammad Salallahu 'alaihi wasalam susunan Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Rasulullah SAW pernah singgah ke Baitul Makmur dalam perjalanan Isra Mirajnya.

Kala itu, Malaikat Jibril membawa Nabi Muhammad dari langit keenam, lalu naik ke Sidratul Muntaha dan barulah ke Baitul Makmur. Lalu, sang nabi kembali dibawa naik untuk bertemu Allah SWT.

Pada pertemuannya itu, Rasulullah SAW diwahyukan perintah salat fardhu. Mulanya, Allah SWT memberikan perintah untuk salat fardhu sebanyak 50 waktu. Namun, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Musa AS dan mengatakan bahwa umat Muhammad tidak akan sanggup melaksanakannya.

Lantas, Rasulullah SAW mondar-mandir untuk memohon keringanan pada Allah SWT hingga akhirnya perintah salat fardhu 50 waktu berubah menjadi 5 waktu.

Baitul Makmur Terletak Lurus di Atas Kakbah

Terkait Baitul Makmur juga ditafsirkan oleh Ibnu Katsir melalui kitab tafsirnya pada surah At Tur ayat 4. Ia menukil hadits shahih bahwa Rasulullah SAW menceritakan kisah Isra Mirajnya sesudah melewati langit ketujuh:

"Selanjutnya, aku dinaikkan ke Baitul Makmur. Ternyata, tempat ini dimasuki oleh 70.000 malaikat setiap hari dan mereka tidak pernah kembali."

Dikatakan para malaikat beribadah di Baitul Makmur dan melaksanakan thawaf di sana seperti penduduk bumi yang berthawaf di Kakbah. Baitul Makmur adalah Ka'bah bagi penduduk langit ketujuh.

Di sana, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim AS yang menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur karena beliau adalah nabi yang membangun Kakbah di bumi.

Selain itu, Ibnu Katsir turut menjelaskan bahwa letak Baitul Makmur lurus di atas Kakbah. Apabila jatuh, maka akan menimpa Kakbah. Mengenai hal ini, Ibnu Katsir merujuk pada hadits yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib.

Ibnu Jarir meriwayatkan melalui Khalid bin 'Ar'arah bahwa ada seseorang bertanya kepada Ali RA, "Apakah Baitul Makmur itu?"

Ali menjawab, "Sebuah rumah di langit yang disebut dengan adh-Dhurah letaknya lurus di atas Kakbah. Kesuciannya di langit adalah seperti kesucian Baitullah di bumi. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang menunaikan salat di sana dan tidak pernah kembali selama-lamanya."

Kemudian, al-Albani menuturkan riwayat lain yang mendukung dan bernilai shahih dari Rasulullah SAW melalui Qatadah, ia berkata, "Kami mendengar bahwa pada suatu hari, Nabi Muhammad SAW bertanya kepada para sahabat, "Apakah kamu tahu apakah Baitul Makmur itu?"

Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu."

Rasulullah SAW bersabda, "Baitul Makmur adalah sebuah masjid di langit. Di bawahnya adalah Ka'bah. Andai Baitul Makmur itu runtuh, ia menimpa Kakbah."

Wallahu a'lam bishawab.

Rasulullah Pernah ke Baitul Makmur

Dalam Ar-Rahiq al-Makhtum-Sirah Nabawiyah: Sejarah Lengkap Kehidupan Nabi Muhammad Salallahu 'alaihi wasalam karya Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, turut diceritakan mengenai perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW yang di bawa malaikat Jibril ke Baitul Makmur.

Dari langit keenam, Jibril membawa Rasulullah SAW kemudian dibawa naik kembali ke Sidratul Muntaha, lalu ke Baitul Makmur.

Dari sini, Rasulullah SAW dibawa naik kembali untuk bertemu dengan Allah SWT. Kemudian Allah SWT mewahyukan kepada Rasulullah SAW apa yang Dia kehendaki dan menurunkan perintah salat fardhu.

Awalnya Allah SWT memberikan perintah untuk salat fardu sebanyak lima puluh waktu. Sebelum akhirnya Nabi Muhammad SAW yang bertemu dengan Nabi Musa AS mengatakan bahwa umat Nabi Muhammad SAW tidak akan sanggup melaksanakannya.

Maka, Nabi Muhammad SAW mondar-mandir untuk memohon keringanan oleh Allah SWT hingga akhirnya Allah SWT mengurangi kewajiban salat fardhu menjadi lima waktu.

Sonora.ID - Allah Subhanahu wa ta'ala menjadikan Baitul Makmur sebagai sumpahnya di Surat Ath-Thur Ayat 4, "Demi Baitul Ma’mur".

Sebagaimana umat Islam menunaikan haji dengan mengunjungi ka’bah, para malaikat juga memiliki ka’bah yang berada di langit ketujuh.

Allah menamakan ka'bah tersebut dengan Baitul Makmur dalam Alquran surat Ath-Thur ayat 4 yang berbunyi:

وَٱلْبَيْتِ ٱلْمَعْمُورِ

Artinya: Dan demi Baitul Makmur.

Baca Juga: Kisah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Perjalanan Menerima Perintah Shalat

Dikutip dari buku Mengintip Alam Gaib oleh Aep Saepulloh Darusmanwiati, Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas dengan hadist sahih Bukhari dan Muslim tentang perjalanan Isra Miraj yang dilakukan Rasulullah.

Dalam riwayat tersebut Rasulullah SAW bersabda, “Aku dibawa ke Baitul Makmur, tempat setiap harinya tujuh puluh ribu malaikat datang untuk beribadah dan bertawaf,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Adapun Baitul Makmur, maka ada beberapa pendapat:

Rumah di langit yang tertinggi di dekat ‘Arsy, disifati dengan “makmur” karena banyaknya yang melakukan tawaf dari golongan malaikat.

13 Desember 2024 11:24 WIB

13 Desember 2024 11:20 WIB

13 Desember 2024 11:20 WIB

13 Desember 2024 11:00 WIB

Baitul Makmur adalah tempat suci yang disebut sebagai Kakbahnya para malaikat. Penyebutan Baitul Makmur juga tersemat dalam surah At Tur ayat 4,

وَّالْبَيْتِ الْمَعْمُوْرِۙ ٤

Artinya: "Demi Baitul Makmur."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baitul Makmur merupakan sebuah tempat suci yang berada di langit. Tempat ini merupakan Ka'bah bagi para malaikat yang terletak di langit ketujuh.

Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Kitab 'Alam al-Mala'ikah al-Abrar & Alam al-Jinn wa asy-Syayathin karya Umar Sulaiman Abdullah al-Asyqar.

Mengenai Baitul Makmur ini dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

وَّالْبَيْتِ الْمَعْمُوْرِۙ ٤

Artinya: "demi Baitul Makmur," (QS At-Tur: 4)

Dalam menafsirkan ayat tesebut, Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menukil sebuah hadits yang disebutkan dalam Shahih Bukhari Muslim bahwa Rasulullah SAW dalam kisah Isra' Miraj sesudah melewati langit ketujuh menceritakan:

"Selanjutnya, aku dinaikkan ke Baitul Makmur. Ternyata, tempat ini dimasuki oleh 70.000 malaikat setiap hari dan mereka tidak pernah kembali."

Para malaikat tersebut beribadah di Baitul Makmur dan melaksanakan thawaf di sana sebagaimana penduduk bumi melakukan thawaf mengelilingi Ka'bah mereka.

Baitul Makmur adalah Ka'bah bagi penduduk langit ketujuh. Karena itu, di sana Rasulullah bertemu dengan Nabi Ibrahim AS yang menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur karena beliau adalah nabi yang membangun Ka'bah di bumi.

Ibnu Katsir juga menuturkan bahwa letak Baitul Makmur itu lurus di atas Ka'bah. Andai jatuh, maka akan jatuh menimpa Ka'bah. Dalam hal ini, Ibnu Katsir bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib.

Ibnu Jarir meriwayatkan melalui Khalid bin 'Ar'arah bahwa ada seseorang bertanya kepada Ali RA, "Apakah Baitul Makmur itu?"

Ali menjawab, "Sebuah rumah di langit yang disebut dengan adh-Dhurah letaknya lurus di atas Ka'bah. Kesuciannya di langit adalah seperti kesucian Baitullah di bumi. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang menunaikan salat di sana dan tidak pernah kembali selama-lamanya."

Selanjutnya, al-Albani menuturkan hadits lain yang mendukung dan bernilai shahih dari Rasulullah SAW melalui Qatadah, ia berkata, "Kami mendengar bahwa pada suatu hari, Nabi Muhammad SAW bertanya kepada para sahabat, "Apakah kamu tahu apakah Baitul Makmur itu?"

Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu."

Beliau bersabda, "Baitul Makmur adalah sebuah masjid di langit. Di bawahnya adalah Ka'bah. Andai Baitul Makmur itu runtuh, ia menimpa Ka'bah."

Al-Albani mengatakan, "Kesimpulannya adalah bahwa tambahan kata 'lurus dengan Ka'bah' adalah kalimat yang disepakati dalam semua riwayat."

Dikatakan lebih lanjut bahwa di setiap langit terdapat rumah yang digunakan sebagai tempat ibadah bagi penduduk langit tersebut. Mereka salat dengan menghadap ke rumah tersebut. Inilah yang di langit dunia disebut dengan Baitul Izzah.

Berapa jumlah malaikat yang ada?

Pendapat pertama, Baitul Ma’mur seperti yang dikemukakan di atas, yakni satu bangunan yang menjadi ka’bahnya para malaikat. Setiap hari ada 70 ribu malaikat yang thawaf dan beribadah di sana. Kehormatannya di langit sama seperti kehormatan Ka’bah di bumi. Pendapat ini diriwayatkan Qatadah dari Anas bin Malik sebagaimana yang juga dikemukakan oleh Ali dan Ibnu Abbas.

Pendapat kedua dikemukakan oleh as-Saddi. Ia sebuah bangunan yang berada di atas enam langit, di bawah langit ketujuh yang disebut dengan adh-Dharah. Setiap hari ada 70 ribu malaikat yang sholat di sana. Setelah usai sholat, mereka tak kembali lagi selamanya. Posisinya tepat berhadapan dengan Baitul Atiq.

Pendapat ketiga dikemukakan oleh ar-Rabi’ bin Anas. Baitul Ma’mur berada di bumi tepatnya di posisi ka’bah pada zaman Adam. Sampai pada zaman Nabi Nuh as, umatnya diperintah untuk berhaji ke sana, namun mereka enggan dan membangkang. Ketika air mulai naik, Baitul Ma’mur diangkat ke langit dunia, kemudian Allah mempersiapkan Ka’bah di tempat yang ada sekarang, sebagaimana firman Allah, “(Ingatlah) ketika Kami menempatkan Ibrahim di tempat Baitullah,” (QS. al-Hajj: 26).

Pendapat keempat dikemukakan oleh al-Hasan. Baitul Ma’mur adalah Baitul Haram. Sebab, kata ma’mur sendiri memiliki dua makna, pertama makmur karena ramai pengunjung dan kedua makmur karena kedudukannya.

Ada pula ulama yang beralasan lain mengapa Baitul Ma’mur sejajar dengan ka’bah yang ada di bumi. Alasannya, setelah menciptakan dan menempatkan Baitul Ma’mur di bawah Arasy, Allah memerintah malaikat untuk bertawaf di sana. Kemudian Allah juga memerintah para malaikat penduduk bumi untuk membangun sebuah bangunan di bumi seperti Baitul Ma’mur. Mereka pun membangunnya dan menamainya dengan adh-Dharah.

Konon, malaikat bumi membangunnya dua ribu tahun sebelum penciptaan Adam. Selanjutnya, Allah juga memerintahkan siapa pun yang ada di bumi untuk bertawaf di sana, seperti tawafnya para penduduk langit di Baitul Ma’mur. Wallahu ‘alam.

Detikers, menurutmu ada berapa dimensi yang hadir di alam semesta? Tiga seperti bangun ruang atau lebih dari itu?

Dikutip melalui Mental Floss, para ahli fisika melalui teori String memberikan response yang berbeda ketika ditanya hal tersebut. Disebutkan bila setidaknya ada 10 dimensi ruang yang ada di alam semesta dan sebagian besar tidak mungkin dilihat manusia, kok bisa?

Dimensi adalah metrik yang digunakan fisikawan untuk menggambarkan sebuah realitas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dimensi memiliki tiga makna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama bermakna ukuran baik panjang, lebar, tinggi, luas dan sebagainya. Selanjutnya bermakna empat ruang (alam) di luar tiga dimensi atau alam metafisis. Terakhir, bermakna hukum yang menjadi pusat tinjauan ilmiah.

Secara sederhana, kata dimensi sudah dipelajari detikers sejak sekolah dasar lho. Seperti yang dijelaskan KBBI, mudahnya dimensi diartikan sebagai lebar, tinggi, luas atau kedalaman.

Garis horizontal disebutkan memiliki satu dimensi karena hanya mempunyai panjang. Beralih ke dua dimensi kita memiliki persegi karena mempunyai panjang dan lebar. Bila ditambah luas atau kedalaman bangun tersebut berbentuk kubus yang memiliki tiga dimensi.

Nah, bila dijelaskan lebih luas tiga koordinat ini yakni panjang, lebar, dan kedalaman/luas dapat digunakan untuk menunjukkan dengan tepat lokasi suatu benda di ruang angkasa.

Kembali ke makna pertama yang dijelaskan KBBI, dimensi adalah berbagai ukuran termasuk 'waktu' di dalamnya. Bila digabungkan antara panjang, lebar, luas, dan waktu, detikers bisa menemukan dimensi keempat yang bisa dipahami dengan alat penggambarannya.

Namun, beberapa fisikawan terutama mereka yang menganut teori String berpendapat bila ada lebih banyak dimensi yang bisa ditemukan manusia. Ini penjelasannya.