Bekas Perdana Menteri Thailand

Bekas Perdana Menteri Thailand

Rekam jejak Dinasti Shinawatra

1994 - Thaksin mengundurkan diri sebagai CEO Shin Corporation dan memasuki dunia politik dengan bergabung ke Partai Palang Dharma. Ia berkesempatan menjabat sebagai menteri luar negeri. Saat itu, putri bungsunya baru berusia delapan tahun.

1995 - Thaksin, memimpin Partai Palang Dharma dan berhasil membawa 23 anggota partai duduk di parlemen. Putri bungsunya yang berusia sembilan tahun membantu membagikan selebaran kampanye di Bangkok.

1998 - Thaksin mendirikan Partai Thai Rak Thai dan berencana mencalonkan diri sebagai perdana menteri.

2001 - Thaksin menjadi Perdana Menteri Thailand ke-23.

2005 - Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) melakukan protes di jalanan untuk menggulingkan Thaksin.

2006 - Thaksin digulingkan saat menghadiri Majelis Umum PBB di Amerika Serikat.

2008 - Saudara ipar Thaksin, Somchai Wongsawat, menjadi perdana menteri sementara selama tujuh hari.

2011 - Paetongtarn membantu tantenya, Yingluck, berkampanye untuk Partai Pheu Thai dengan mengenakan kemeja bertuliskan "Kembalikan Ayah" dan "Minta Ayah Pulang" setelah Thaksin melarikan diri dari proses hukum di Thailand dan tinggal di luar negeri selama lima tahun.

2014 - Yingluck digulingkan melalui kudeta ketika Paetongtarn berusia 28 tahun. Dia mengatakan bahwa “meskipun saya tidak terlibat dalam politik, saya masih terpengaruh.”

2019 - Paethongtarn menikah dengan Pitak Suksawat di Hotel Rosewood, Hong Kong. Acara yang dipenuhi selebriti dan politisi itu digelar hanya beberapa hari setelah Mahkamah Konstitusi membubarkan Partai Thai Raksa Chart menjelang pemilihan umum.

28 Okt 2021 - Paetongtarn memulai karier politiknya sebagai penasihat Partai Pheu Thai dalam bidang partisipasi dan inovasi. Dia mengumumkan di atas panggung pada sidang umum Partai Pheu Thai di Provinsi Khon Kaen bahwa "Ayah tidak pernah melupakan kebaikan tanah Thailand" dan "Saya sangat ingin kembali untuk memberikan penghormatan kepada Thailand lagi."

20 Mar 2022 - Partai Pheu Thai menambah babak baru - Paetongtarn mendapat status sebagai "Kepala Keluarga Pheu Thai" saat berkampanye di Provinsi Udon Thani.

10 Okt 2022 - Paetongtarn kembali menjabat sebagai penasihat pusat operasi pemilu Partai Pheu Thai.

2023 - Paetongtarn mengumumkan kesiapannya untuk menjadi calon perdana menteri dari Partai Pheu Thai jika dia dicalonkan.

2023 – Paetongtarn menjadi pemimpin Partai Pheu Thai.

Agustus 2024 – Paetongtarn menjadi perdana menteri Thailand.

Putri bungsu mantan PM menjadi perdana menteri termuda Thailand - Dinasti Shinawatra kembali berkuasa

Sumber gambar, Getty Images

Paetongtarn Shinawatra, putri bungsu mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra, resmi menjabat perdana menteri Thailand berikutnya setelah mendapat cukup dukungan dari anggota parlemen.

Paetongtarn, yang menerima dukungan dari 319 anggota parlemen dan ditolak 145 anggota parlemen pada Jumat (16/08), akan menjadi perdana menteri termuda yang memimpin negara tersebut.

Pengangkatan perempuan berusia 37 tahun itu terjadi dua hari setelah putusan Mahkamah Konstitusi yang melengserkan mantan perdana menteri Srettha Thavisin.

Paetongtarn adalah anak bungsu dari tiga bersaudara yang lahir dari tokoh politik Thailand, Thaksin Shinawatra. Ayahnya digulingkan dalam kudeta pada tahun 2006, namun tetap sangat berpengaruh di negara tersebut.

Paetongtarn adalah anggota keempat keluarga Shinawatra yang menjadi perdana menteri.

Saudara ipar Thaksin, Somchai Wongsawat, sempat menjadi perdana menteri pada tahun 2008. Kemudian, adik Perempuan Thaksin, Yingluck Shinawatra, menjadi perdana menteri dari tahun 2011 hingga 2014. Baik Somchai maupun Yingluck dipaksa turun dari jabatannya berdasarkan putusan pengadilan.

Paetongtarn juga menjadi perempuan kedua yang memimpin Thailand setelah tantenya, Yingluck.

Paetongtarn, yang sama sekali belum pernah menduduki posisi pemerintahan, akan mengemban tugas membangkitkan ekonomi Thailand serta menghindari kudeta militer dan intervensi pengadilan yang membubarkan empat pemerintahan sebelumnya.

Bagaimana latar belakangnya?

Sumber gambar, Getty Images

Thaksin pertama kali menjadi perdana menteri pada 2001. Namun masa jabatan keduanya tiba-tiba berakhir setelah pemerintahannya digulingkan melalui kudeta militer pada tahun 2006.

Ia kembali ke Thailand setelah 15 tahun di pengasingan pada Oktober lalu, beberapa jam sebelum Srettha terpilih sebagai perdana menteri.

Hal ini bisa terjadi setelah dia membuat kesepakatan yang tidak terduga dengan mantan musuh-musuhnya di kalangan militer pendukung setia Kerajaan Thailand – sebuah perjanjian kontroversial yang dianggap sebagai pengkhianatan oleh banyak pemilih.

Kesepakatan ini dimungkinkan berkat musuh bersama; sebuah partai muda yang populer, Move Forward, yang memperoleh suara terbanyak setelah menjanjikan reformasi.

Janji itu terbukti menjadi bumerang. Mahkamah Konstitusi memutuskan untuk membubarkan Partai Move Forward lantaran partai itu bertekad mereformasi undang-undang lese majeste yang ketat di negara tersebut.

Mahkamah Konstitusi juga memecat Perdana Menteri Srettha Thavisin. Dia dinyatakan melanggar konstitusi dengan menunjuk seorang menteri yang pernah menjalani hukuman penjara – sebuah keputusan yang dianggap politis oleh banyak orang.

Srettha, seorang taipan real estat, memimpin negara itu kurang dari satu tahun. Dia merupakan perdana menteri Thailand keempat dalam 16 tahun yang diberhentikan berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi.

Sumber gambar, Getty Images

Adik perempuan Thaksin, Yingluck, menang telak pada pemilu 2011. Namun ia juga kemudian didiskualifikasi oleh pengadilan, dan pemerintahannya digulingkan melalui kudeta kedua. Dia sekarang tinggal di pengasingan.

Paetongtarn memimpin kampanye Pheu Thai pada pemilu tahun lalu, ketika dia sedang hamil tua.

“Saya pikir setelah delapan tahun, masyarakat menginginkan politik yang lebih baik, solusi yang lebih baik bagi negara ini daripada sekedar kudeta,” katanya kepada BBC saat itu. “Mereka mencari kebijakan yang akan membantu kehidupan mereka.”

Apa makna koalisi Pheu Thai dengan partai ultra royalis?

Namun para elite Pheu Thai tidak mau menunggu; mereka bahkan mengundang partai ultra-royalis United Thai Nation untuk bergabung dengan koalisi. Padahal, para pemimpin United Thai Nation sangat kritis terhadap keluarga Shinawatra dan pendukung mereka di masa lalu. Bahkan partai itu berperan penting dalam menggulingkan pemerintahan terakhir Pheu Thai pimpinan adik perempuan Thaksin, Yingluck.

Kenyataan bahwa kedua faksi yang berlawanan ini akan duduk bersama dalam pemerintahan yang sama adalah tanda sejauh mana politik Thailand telah bergeser.

Pada akhirnya, bagi kaum ultra-royalis, ancaman yang ditimbulkan oleh Move Forward, dan oleh generasi muda Thailand yang menuntut pembahasan soal kekuasaan dan kekayaan monarki, lebih besar ketimbang perseteruan panjang dengan keluarga Shinawatra.

Adapun bagi keluarga Shinawatra - dan elemen Pheu Thai yang lebih konservatif dan berpikiran bisnis - menduduki kursi pemerintahan lagi serta menjamin kesepakatan untuk mengembalikan Thaksin merupakan prioritas daripada mengkhawatirkan reputasi partai.

Tapi ada orang-orang, bahkan di dalam Pheu Thai, yang ngeri dengan pragmatisme sinis dari kesepakatan ini.

Mereka memperingatkan bahwa partai tersebut akan kehilangan banyak pendukungnya dari kalangan akar rumput serta kehilangan, mungkin selamanya, dominasi yang mereka pegang dalam politik pemilu di Thailand selama dua dekade.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Berikut merupakan daftar Perdana Menteri Thailand.

Jenderal Sonthi Boonyaratglin mengangkat dirinya sebagai Kepala Pemerintahan secara de facto atas restu Raja Thailand setelah pengambil-alihan kekuasaan pada 19 September 2006. Mulai saat itu, Sonthi menjabat sebagai Ketua Dewan Pembaruan Administrasi Pada 1 Oktober 2006, Dewan menunjuk Surayud Chulanont sebagai Perdana Menteri sementara, hingga pemilu berikutnya dalam beberapa bulan, setelah Konstitusi yang baru disusun dan diajukan dalam sebuah referendum.

Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag yang berkaitan

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto didampingi putranya Didit Hediprasetyo mengadakan makan malam bersama mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, di Bangkok. Momen kebersamaan tersebut dibagikan Prabowo melalui beberapa foto yang diunggah di akun Instagram resminya, Sabtu (7/9/2024). Dalam salah satu foto, Prabowo terlihat berjabat tangan dengan Thaksin, dan keduanya tampak kompak mengenakan jas hitam dengan […]

Thailand: Mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra kembali setelah 15 tahun di pengasingan

Sumber gambar, Getty Images

Kembalinya mantan perdana menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, dari pengasingan selama 15 tahun sering kali ditunggu-tunggu.

Dia adalah salah satu tokoh yang paling banyak menciptakan pro dan kontra dalam sejarah Thailand.

Aksi sang taipan yang ambisius secara politik dalam pemilu selama lebih dari dua dekade ini memicu reaksi keras dari kekuatan konservatif - mulai dari kudeta militer, pendudukan kementerian dan bandara, hingga keputusan kontroversial pengadilan yang telah memecat tiga perdana menteri dan membubarkan tiga partai politik pro-Thaksin.

Kini dia kembali, kemungkinan setelah melakukan kesepakatan diam-diam dengan musuh-musuh politiknya agar tidak menjebloskannya ke penjara. Sebab, dia telah divonis dengan hukuman sekitar 10 tahun penjara atas kasus pidana yang menurutnya bermotif politik.

Dia diperkirakan akan dibawa langsung dari Bandara Don Mueang ke Mahkamah Agung di Bangkok. Dari sana mungkin dia akan bermalam di rumah sakit penjara. Prediksi banyak kalangan: dia tidak akan menetap dalam tahanan untuk waktu yang lama.

Apakah Thaksin masih mendapat dukungan di Thailand?

Thaksin masih mendapat dukungan di negaranya.

Samniang Kongpolparn, 63 tahun, tiba di bandara sejak Selasa (15/08) malam dari Provinsi Surin di timur laut Thailand - basis partai Thaksin dalam beberapa dekade terakhir - bersama ratusan pendukung Thaksin lainnya.

"Dia adalah perdana menteri terbaik yang kami punya. Meski saya tidak bisa bertemu dengannya hari ini, saya masih ingin datang untuk menunjukkan dukungan kepadanya," kata ibu rumah tangga tersebut.

"Saya setuju mereka berdamai dengan pemerintah pro-militer, atau kami terjebak dengan para senator. Kami tidak menginginkan itu."

Apakah kembalinya Thaksin berkaitan dengan Partai Pheu Thai?

Sumber gambar, Getty Images

Kembalinya Thaksin ke Thailand terjadi bersamaan dengan upaya partainya, Pheu Thai, untuk membentuk pemerintahan baru - sebuah proses memakan waktu yang terus berlangsung selama tiga bulan terakhir.

Thailand awalnya diprediksi akan mengalami pembaruan lantaran partai muda Move Forward berhasil memenangkan kursi terbanyak dalam pemilu bulan Mei. Namun, partai itu kemudian menjalin kemitraan dengan Pheu Thai.

Kini, Thailand justru kembali ke politik lama, yaitu koalisi yang terdiri dari hampir semua pihak termasuk dua partai yang dipimpin oleh mantan pembuat kudeta. Move Forward malah tidak dilibatkan dalam koalisi ini. Padahal, Pheu Thai sudah berikrar untuk tidak melakukan koalisi semacam itu.

Pheu Thai menegaskan kedua peristiwa ini tidak berkaitan satu sama lain, tapi hanya sedikit orang yang mempercayainya.

Memang benar bahwa tangan Pheu Thai telah diikat oleh Senat yang tidak dipilih, sebuah ranjau konstitusional berisi 250 kursi yang ditanam di ranah politik Thailand oleh junta militer yang memerintah selama lima tahun setelah kudeta pada 2014.

Posisi tawar Pheu Thai juga dilemahkan oleh kinerjanya yang buruk dalam pemilu, ketika kalah jumlah suara dari Move Forward dan untuk pertama kalinya terdegradasi ke posisi kedua.

Para senator, yang semuanya ditunjuk di bawah junta, diizinkan untuk bergabung dengan 500 anggota parlemen dalam memilih perdana menteri baru.

Tugas terselubung mereka adalah memblokir pihak mana pun yang mengancam status quo - hubungan monarki, militer, dan bisnis besar yang telah mendominasi pengambilan keputusan di Thailand selama beberapa dekade.

Sumber gambar, Lulu Luo/BBC

Tidak mengherankan jika para senator menolak mendukung koalisi Move Forward dan Pheu Thai, meskipun koalisi tersebut menjadi mayoritas di majelis rendah. Ketika Pheu Thai mendapat giliran untuk merundingkan koalisi baru, mereka harus menerima beberapa partai oposisi karena mereka sangat membutuhkan dukungan Senat.

Namun beberapa politisi Pheu Thai berpendapat bahwa partai tersebut seharusnya bertahan untuk mencapai kesepakatan yang lebih baik, dengan menolak berada di pemerintahan yang didominasi oleh kelompok konservatif garis keras.

Pemerintahan minoritas mana pun yang dibentuk tanpa Pheu Thai dan Move Forward akan segera runtuh, karena para senator tidak dapat mengikuti pemungutan suara normal di parlemen mengenai sejumlah topik, seperti anggaran.